seperti angin yang membelai wajahku,
seperti embun yang membunuh dahagaku,
seperti rembulan yang membisikkan namamu,
bibir membisu, jiwa berteriak, “aku rindu”
bila jarak yang membentang menghalang,
bila asa yang pernah ada, kini pergi dan hilang
bila hanya citramu melekat di jiwaku yang malang
biarlah kuhabiskan sisa hidupku dalam gamang
karena engkaulah yang pernah meniupkan bara
karena engkaulah yang pernah menghidupkan cita
karena dirimu jua, aku mengerti dan menjalani fana
bila yang kita rasa dulu adalah cinta, maka pedih ku tak sia-sia
*for that special someone who share a cup of coffee with me under the Jakarta stars, years ago..