Hari minggu lalu gw ketiduran pas final Euro 2012. Yang ironis, padahal sore sebelumnya udah nyiapin logistik untuk nemenin begadang. Tapi apa daya, deadline dan jadwal presentasi di pagi hari tidak mampu mengalahkan alarm yang sudah berbunyi tiada henti.
Lalu di malam hari berikutnya, saat sedang browsing isi kulkas, gw ketemu lagi sama si logistik yang sudah disiapkan untuk malam sebelumnya tersebut. Seraya berpikir “..wah, padahal asik juga kalo tadi malem nonton Spanyol ngehajar Italia 4-0 sambil ngemil nih logistik…”. Then, a philosophical moment hit me… (I get that a lot).
Adakah kemungkinannya Spanyol tidak berhasil mengalahkan Italia, kalau gw tidak bangun malam itu? Apakah ada yang bisa memastikan, bila waktu diputar ulang maka hasil setiap keputusan di muka planet ini akan tetap sama? Apakah mungkin gerakan sayap kupu-kupu di hutan Amazon menciptakan badai besar di pantai Florida?
Teori fisika kuantum secara implisit menyatakan bahwa untuk setiap kemungkinan, akan tercipta dimensi yang berbeda untuk tiap hasil atas kemungkinan tersebut. Secara lebih sederhana lagi, fisika kuantum menyatakan bahwa terdapat dimensi lain di mana pada hari Minggu 1 Juli 2012 lalu, versi lain dari Arie M. Prasetyo menonton final Euro2012 sambil menghabiskan semua logistik yang ada di kulkas.
Lalu ada juga teori kekacauan (Chaos Theory), yang menyatakan bahwa perbedaan kecil pada kondisi awal, sekecil apapun akan menghasilkan efek yang sangat beragam, sehingga prediksi jangka panjang dapat dikatakan secara umum mustahil. Salah satu efek terkenal teori kekacuan, The Butterfly Effect, dapat diartikan sebagai sebuah ketergantungan yang sensitif pada kondisi awal, di mana perubahan sekecil apapun dapat menghasilkan efek yang sangat besar pada kondisi selanjutnya.
Bisa saja kalau gw mengambil keputusan untuk bangun malam itu, kadar CO2 di area Bandung Timur akan terpengaruh, lalu mempengaruhi pola awan di langit ekuator, yang pastinya akan mempengaruhi kelembaban dan suhu udara di Ukraina tempat berlangsungnya final Euro2o12. Ini semua keniscayaan matematis, jadi bukan mustahil terjadi.
Memasukkan semua teori eksotis di atas sebagai premis maka akan muncul satu deduksi yang tidak terlalu mengada-ada, bahwasanya di dimensi lain telah berlangsung arak-arakan para pemain Italia yang merayakan kemenangan mereka di jalanan kota Roma setelah menang melalui adu penalti, thanks to a guy who decided to wake up and watch the game thousands of miles away.
Kalau orang berilmu buat tulisan, apapun topiknya, dicampur campur tetap enak dibaca. Terima kasih Mas, benar benar tulisan mantap.
waduh… ini cuma tulisan iseng-iseng doang mumpung lagi cigarette break.. 😀
makasih ya komentarnya, jadi tambah semangat ngeblog filosofis nyleneh.. :))