Catatan dari Jepang

Di artikel ini saya hendak berbagi beberapa informasi bagi pembaca yang berencana untuk mengunjungi Jepang, terutama Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Sebagai catatan saya mengunjungi Jepang di bulan Juli, di kala puncak musim panas.

Akomodasi

Kami memesan penginapan beberapa bulan sebelum berangkat melalui situs booking.com dan bisa dibilang hasilnya sangat memuaskan. Hotel-hotel yang kami (saya, istri, dan dua anak) tempati di Tokyo dan Osaka sepadan dan sesuai selera, terutama yang di Osaka. Kamar di hotel ini memiliki mesin cuci dan dapur sehingga kami dapat berhemat biaya makanan dan binatu. Lokasinya cuma 15 menit berjalan dari stasiun kereta. Lingkungannya pun tidak terlalu ramai, dengan beberapa minimarket tersedia di dekat lokasi.

Mata Uang

Nilai tukar Yen terhadap Rupiah tidak terlalu jauh (dibandingkan ke Dollar). Harga barang-barang kebutuhan sehari-hari biasanya berkisar di ratusan atau ribuan Yen. Karena saya terbiasa dengan Dollar Australia, saya biasanya membagi harga-harga oleh 100 (1 AUD ~ 80 Yen). Kebalikannya (dikali 100) bila hendak membandingkan ke Rupiah. Sebagai contoh, satu porsi makanan biasanya berharga 600 – 1000 Yen.

Bento!

Penjual dan toko-toko di Jepang lebih terbiasa dengan uang kontan, jadi selalu siapkan uang kertas atau koin. Kartu kredit/debit hanya tersedia di restoran, toserba, atau supermarket.

Berangkat dari Australia kami menggunakan produk traveller’s card. Fungsinya sama seperti kartu kredit/debit, namun dapat diisi mata uang negara tujuan, dalam hal ini Yen. Dengan begini, kami tidak perlu membawa banyak uang kontan saat berangkat dan tidak akan dipusingkan dengan kurs/komisi setiap menarik uang di ATM. Sangat praktis dan hemat.

Transportasi

Sistem transportasi masal di Jepang benar-benar mengagumkan; sungguh rapi dan teratur. Sistem metro di Tokyo adalah “tujuan wisata” favorit saya selama di sana. Pastikan membawa sepatu yang nyaman, karena kita akan banyak berjalan kaki. Mulai dari transit antar stasiun hingga menyusuri promenade. Trotoar dan terowongan yang lebar serta nyaman membuat berjalan semakin mengasyikkan. Selama di sana kami berjalan rata-rata 10 kilometer per hari. Berjalan kaki di Jepang adalah sebuah kesenangan dan kenangan tersendiri.

   

Kita dapat membeli tiket terusan kereta di biro perjalanan sebelum keberangkatan (kami membelinya di sebuah biro di Perth). Kami menggunakan tiket terusan jalur Japan Railways (JR) selama berada di wilayah Kansai (Osaka & Kyoto). Namun karena Tokyo memiliki banyak jalur,– tidak hanya JR–, saya sarankan untuk membeli karcis eceran saja di sana. Termasuk untuk dari atau ke bandara.

Jalur sepeda di Osaka sangat bagus. Saya merekomendasikan aktivitas bersepeda, menyusuri trotoar, jalan, dan gang-gang di sekitar kota tersebut. Karena kami menggunakan tiket terusan JR, kami mendapat fasilitas sepeda gratis di stasiun kereta Shin Osaka di dekat hotel tempat kami menginap.

 

Menggunakan Google Map selama di Jepang sangat berguna dan akurat. Selama 8 hari di sana kami tidak pernah tersesat, menggunakan aplikasi ini untuk mencari tahu jalur dan stasiun kereta api yang harus digunakan. Sedikit kesulitan adalah teks yang ditampilkan di petunjuk fisik selalu dalam aksara dan bahasa Jepang. Tapi di beberapa tempat akan menyediakan versi latin dan Bahasa Inggris juga.

Komunikasi

Wi-fi gratis ada di banyak tempat, terutama di stasiun. Jadi kita tidak akan susah mencari tujuan saat bepergian. Pastikan tujuan sudah terekam di kepala saat berjalan kaki, karena wi-fi belum tentu tersedia di luar stasiun, apalagi di tempat-tempat yang berada di pinggir kota.

Saya tidak membeli kartu SIM lokal jadi tidak dapat memberi masukan soal ini. (Edit: lihat tulisan Fikri Rasyid di kolom komentar mengenai kartu SIM di Jepang.)

Bahasa

Orang Jepang jarang yang mampu berbicara Bahasa Inggris secara fasih. Bahkan melafalkan kata-kata umum atau merek produk pun mereka kesulitan. Saya sangat menyarankan untuk mempelajari setidaknya percakapan dasar dalam Bahasa Jepang sebelum mengunjungi negara ini. Terus terang terjemahan dari Google Translate tidak terlalu membantu.

Rekomendasi Tujuan

Dari sekian banyak lokasi yang kami kunjungi selama sepekan di sana, tempat-tempat berikut ini yang paling berkesan bagi saya pribadi:

Sistem kereta Tokyo, mencobanya adalah sebuah keharusan. Benar-benar mengagumkan. Dan kalau misalnya ada bepergian dari satu kota besar ke kota besar lain, coba gunakan Shinkanshen. Kereta peluru ini adalah bagian dari sejarah, tidak hanya perkeretaan, namun juga transportasi.

Di Akihabara saya melihat langsung budaya patriarki Jepang yang sangat kental, dalam bentuk maid cafes yang bertebaran dan dipromosikan dengan sangat terbuka.

Edo-Tokyo Museum dan Kastil Osaka sangat direkomendasikan bagi yang ingin mempelajari sejarah Jepang.

Kanal-kanal di Dotonbori serta daerah perbelanjaan di sekitarnya sangat menarik untuk dikunjungi, terutama di malam hari. Atmosfernya romantis.

Kesan dan Pesan

Salah satu hal yang membuat saya segera merasa kehilangan sekembalinya di Australia adalah toilet-toilet canggih di Jepang. 😀 Fasilitasnya bermacam-macam, mulai dari penghangat, dua macam bidet, hingga musik penutup suara-suara “kegiatan” di toilet. Saya rasa tidak ada toilet secanggih di Jepang di tempat lain di dunia.

Selama di sana, perhatikan di mana kita mengantri. Di loket, supermarket, atau stasiun selalu ada petunjuk di mana harus berdiri saat mengantri. Yang tidak biasa mengantri sebaiknya mencari tempat wisata selain Jepang.

Maid cafe di kawasan Akihabara

Penting sekali untuk menjaga sikap selama berada di dalam gerbong kereta. Berbicara dengan suara keras, makan, dan minum, adalah terlarang. Kamu akan dianggap tidak sopan oleh warga Jepang bila melakukan hal tersebut selama di dalam kereta. Dan beberapa gerbong dikhususkan bagi perempuan, jangan sampai salah masuk ya, bapak-bapak.

Walau mata air minum tidak tersedia di mana-mana seperti di Australia, mesin penjual minuman banyak sekali tersedia. Sebotol minuman berharga di kisaran 100 hingga 150 Yen. Di tempat wisata dapat meningkat hingga 200 Yen.

Ingin mencoba sushi terbaik, datanglah ke wilayah Tsukiji, pusat perdagangan ikan di Tokyo. Kami mencoba sushi di restoran bernama Sushizanmai dan sama sekali tidak mengecewakan. Namun kemampuan berbahasa asing para pekerja di Jepang cukup rendah, jadi bersiaplah untuk menggunakan bahasa tubuh. Makanan halal juga tidak terlalu sulit ditemukan. Ada sebuah restoran ramen halal yang enak di dekat kuil Sensoji di Tokyo dan restoran steak wagyu halal di kawasan Amemura di Osaka.

Pasar ikan Tsukiji, Tokyo

Pastikan untuk mencoba daging wagyu dan daging Kobe. Saya sempat membeli jajanan berbentuk sate berisi potongan-potongan wagyu di Fushimi Inari seharga 500 Yen. Sangat enak sehingga saya segera membeli setusuk lagi. Sepadan! Kopi di Jepang juga terkenal lezat. Saya sempat mencoba kopi dan cheesecake buatan kafe Pablo yang pernah dibahas oleh Worth It.

Sebagai penutup, Jepang adalah sebuah tempat yang sangat unik. Kesan orang-orang yang mengatakan bahwa Jepang adalah gabungan lama dan baru sama sekali bukan klise, karena terasa sekali di setiap sudutnya. Selama di Jepang jangan lupa untuk mengunjungi tujuan-tujuan wisata budaya seperti kastil dan kuil. Jangan lupa pula untuk berjalan-jalan di pusat kotanya, di bawah lampu-lampu neon, dan di antara kerumunan jutaan warga lokal yang hilir mudik antara stasiun-stasiun canggih. Kunjungi minimarket-nya, warung ramen-nya, sewa dan keliling kota dengan sepeda, telusuri jalan-jalan kecilnya yang khas kota-kota Asia. Rasakan cita rasa seni dan teknologi bangsa Jepang sepenuhnya untuk benar-benar merasakan budaya mereka.

10 thoughts on “Catatan dari Jepang

  1. Abis baca ini jadi pengen kesana lagi. Ngga cukup sekali rasanya 😩

    Bantu buat rekomendasi simcard:

    > U-Mobile dengan harga JPY 2,500 memberikan rasio harga dan layanan yang paling oke untuk kebutuhan kita: akses tujuh hari, batas data 220MB per hari dan jika sudah habis masih bisa mengakses internet dengan kecepatan yang diturunkan (paket data dari kartu lain biasanya berbasis kuota dan kuota yang benar-benar unlimited di luar budget kita).
    > – https://fikrirasyid.com/japan-trip-2017/

    #ShamelessPlug 😂

    • Bisa dibilang biaya akomodasi, makan, dan transportasi adalah faktor terbesar selama di sana.

      Kami berada di Jepang selama 8 hari. Menginap di Tokyo 3 malam dan di Osaka 4 malam. Di Tokyo kami menyewa dua kamar hotel karena anak sulung yang sudah berusia 19 tahun ingin privasi. Di Osaka kami menyewa kamar yang cukup besar, mirip apartemen studio lengkap dengan ruangan binatu dan dapur. Tiket terusan selama di Kansai (Osaka-Kyoto) sudah beli sejak di Perth. Tiket Shinkanshen (Tokyo-Osaka) dan tiket selama di Tokyo beli eceran. Makan pagi kami biasa membeli bahan-bahannya di minimarket (telor, roti tawar, keju, bento, dll). Makan siang dan makan malam di restoran, kadang di restoran cepat saji seperti MacDonald’s atau KFC, kadang di restoran makanan khas Jepang.

      Awalnya kami merencanakan anggaran sebesar AUD7000, di mana AUD3500 untuk pesawat, AUD2000 untuk penginapan dan kereta, AUD1500 untuk makan dan lain-lain. Tapi mengalami overbudget hingga akhirnya keluar lagi AUD2000 (banyaknya dari belanja, makan di restoran, tiket kereta di luar tiket terusan, karcis tempat wisata, dll.), sehingga total biaya mencapai kisaran AUD9000. Untuk tiket pesawat kami menggunakan Cathay Pacific dan Air Asia. Terus terang, kalau dari awal saya tahu perjalanan ke Jepang akan semelelahkan itu, saya akan memilih Cathay juga untuk kembalinya haha. Oh ya, kita berangkat dari Perth, jadi tiket pesawatnya bisa 1.5 kali lebih mahal bila dibandingkan kalau berangkat dari Jakarta.

  2. Alternatif selain beli kartu lokal bisa pake mobile wifi. Konter persewaannya ada di bandara. Balikin mobile wifinya bisa ke konter itu lagi atau via pos jepang. Dulu sih pake mobile wifi dari travel agent. Barangnya dibawa dari indonesia (kemaren dari kantor jogja) nanti balikinnya ke travel agentnya lagi, jadi ga perlu bingung pas di jepangnya. Pas nyampe tinggal nyalain, terus konek ke wifinya deh, ga perlu bongkar2 hape buat ganti kartu. no worry and hassle free he..he..

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.